Suatu hari Umar bin al-Khoththob رضي الله عنه menanyai seseorang tentang namanya maka dia menjawab, "Namaku Jamroh (yang maknanya adalah bara api)." "Siapa nama bapakmu?" lanjut Umar. "Syihab (cahaya api)," jawab orang tersebut. "Di mana rumahmu?" tanya Umar. Jawaban orang tersebut, "Di daerah yang bernama Harrah an-Nar (panasnya api)." "Tepatnya di daerah mana?" sambung Umar. "Suatu tempat namanya Dzat Lazha (yang memiliki nyala api)," kata orang tersebut. Pada akhirnya Umar berkata, "Pulanglah, sungguh rumahmu telah terbakar." Orang itu langsung pulang dan dijumpai rumahnya terbakar sebagaimana yang dikatakan oleh Umar. (Mukhtashor Zadul Ma'ad karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, tahqiq Basyir Muhammad 'Uyun, hlm. 111, terbitan Maktabah Darul Bayan, Damaskus, cet. pertama, 1413 H)1
1. Basyir Muhammad 'Uyun mengatakan, "Diriwayatkan dalam al-Muwatho' (2/973) dari Yahya bin Sa'id dari 'Amr dan ada yang putus dalam sanadnya. Sanad yang bersambung diriwayatkan oleh Abul Qosim bin Bayaron dalam kitab al-Fawa'id melalui jalur Musa bin 'Uqbah dari Nafi' dari Ibnu Umar رضي الله عنهما."